Hasrat Ingin
Berubah*)
Ketika aku masih muda
dan bebas berkhayal,
Aku bermimpi ingin
mengubah dunia.
Seiring dengan
bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia
tak kunjung berubah.
Maka cita-cita itupun
agak kupersempit,
Lalu kuputuskan hanya
untuk mengubah negeriku.
Namun, tampaknya
hasrat itupun tiada hasil.
Tatkala usiaku makin
senja,
Dengan semangatku
yang masih tersisa,
Kuputuskan untuk
mengubah keluargaku,
Orang-orang yang
paling dekat denganku.
Sayangnya, merekapun
tak mau diubah.
Kini, sementara aku
berbaring menunggu ajal menjelang,
Tiba-tiba kusadari; “Andaikan
yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan
menjadikan diriku sebagai teladan,
Mungkin aku bisa
mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi
dan dorongan mereka,
Bisa jadi akupun bisa
memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu,
aku bahkan bisa mengubah dunia”.
*) Tulisan di sebuah makam seorang
Pendeta di Westminster Abbey, Inggris, 1100 Masehi.
DALAM BHS ASLINYA ::::...>>>
“When
I was young and free and my imagination had no limits, I dreamed of changing
the world. As I grew older and wiser, I discovered the world would not change,
so I shortened my sights somewhat and decided to change only my country. But
it, too, seemed immovable. As I grew into my twilight years, in one last
desperate attempt, I settled for changing only my family, those closest to me,
but alas, they would have none of it.
And now, as
I lie on my deathbed, I suddenly realize: If I had only changed myself first,
then by example I would have changed my family. From their inspiration and
encouragement, I would then have been able to better my country, and who knows,
I may have even changed the world.” (Taken from the inscription on an Anglican
Bishop’s tomb in Westminster Abbey)
We Do It Differently, ( Agus Winarna, IPA-3 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar